Sabtu, 13 Juni 2009

Yudhi Sancoyo Bupati-ne patani Blora





Waras-Wareg-Wasis- Wilujeng Untuk Para Petani

"Piye tro (sapaan khas masyarakat Blora sebagai rekan akrabnya-Red) iso melu nyonto ra …. nandur pari hibrida (Bagaimana, apa bisa mencontoh menanam padi hibrida nggak?)," kata Bupati Blora RM Yudhi Sancoyo di depan masyarakat kelompok tani Kecamatan Doplang, belum lama ini.


Yudhi Sancoyo, Bupati Blora ke 26 yang lahir 30 September 1953, ini bukan tanpa alasan bila menggebu-gebu mengajak petani untuk menanam padi hibrida. Yudhi, sadar betul bahwa wilayah Kabupaten Blora yang kaya minyak dan penghasil kayu jati, sebagian besar lahannya tandus.

Jadi wajar ketika pada panen raya hasilnya bisa mencapai 12 ton gabah kering untuk lahan seluas satu hektare, Yudhi mengajak warganya untuk tekun dan memperhatikan bimbingan para penyuluh pertanian.

Petani di Blora tentunya sudah tidak asing lagi dengan Yudhi. Pasalnya, ayah tiga putra dari hasil pernikahannya dengan RA Manik Hapsari ini sebelumnya menjabat Bupati, sudah akrab dengan kegiatan penyuluhan. Maklum Dia dibesarkan sebagai tenaga penyuluh dengan merintis karier dari PNS sebagai juru penerang (jupen) di jajaran Departemen Penerangan (Deppen).

Tidak mengherankan jika Yudhi telah tiga periode terpilih menjadi wakil rakyat dari Partai Golkar di DPRD Blora. Pada 2005 lalu bersama H Basuki Widodo (almarhum), dia terpilih menjadi Wakil Bupati Blora masa jabatan 2005-2010. Dan sejak 14 Desember 2007 dilantik sebagai Bupati Blora ke 26, menggantikan H.Basuki Widodo yang wafat. Pria lulusan pascasarjana sebuah universitas di Yogyakarta ini mengaku punya PR berat.

"Proyek masa depan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti eksplorasi migas di Cepu. Kesempatan ini tentu tidak kami sia-siakan, karena masyarakat telah rindu kemakmuran, rindu perbaikan kesejahteraan," kata Yudhi. Sambil menambahkan bahwa konsep untuk melayani masyarakat dengan sesanti
waras, wareg, wasis, wilujeng tetap dilanjutkan sampai cita-cita itu terwujud. (Roes)





Bupati Ajak Petani gunakan Pupuk Berimbang

Randubaltung, Suara Rakyat.-
Mungkin apa yang disampaikan Bupati Blora, Drs. RM Yudhi Sancoyo MM dalam panen raya jagung di Sumberejo Kecamatan Randublatung harus dipaerhatikan.

Yakni penggunaan pupuk an organik (Kimia-red) yang selama ini digunakan para petani perlu diimbangi penggunaan pupuk organik. Hal ini karena pupuk an Organik yang digunakan terus meneruk akan dapat merusak dan mengurangi kesuburan tanah.

“Panen jagung kalia ini adalah hasil penggunaan pupuk organik pertama yakni pupuk Nutrisi Saputra dan hasilnya cukup memuasakan”, kata bupati ketika ditemui disela-sela panen raya.

Alasan penggunaan pupuk organik Nutrisi Saputra menurut Yudhi Pemkab Blora sudah studi di Kaltim dan bali atas keberhasilan penggunaan pupuk tersebut.

Untuk itulah Bupati Blora berharap agar para among tani di Blora segeralah kembali ke alam, dengan menggunakan pupuk organik Nutrisi Saputra. Dan juga menggunakan pupuk kandang dengan membatasi penggunaan pupuk kimia.
“Sebagai langkah awal kepedulian Pemkab Blora terhadap para petani, kami telah mengucurkan dana Rp. 1,7 milyar di 16 kecamatan untuk subsidi pupuk nutrisi saputra”, ungkap Yudhi.

Sementara disisi lain Plt Kadin Pertanian Drs.Adi Purwanto MM juga menandaskan alasan pentingnya penggunaan pupuk organik. “Penggunaan pupuk kimia para petani diBlora sudah sangat mengkwatirkan bahkan bisa saya katakan over dosis”, jelasnya.

Dari data yang didapat Adi para petani memerlukan 400 kg urea, 300 kg SP-36 tanpa KCL dan ZA setiap hektarnya. Padahal seharusnya yang ideal urea 250 kg, SP-36 150 kg , ZA 100 kg dan 50kg KCL setiap hektar. “Ya jelas penggunaan pupuk kimia yang berlebihan inilah, akan merusak struktur tanah”, tegas Adi. (Roes)



Jumat, 05 Juni 2009

Bupati Blora yang Dicintai Rakyatnya -FOTO-FOTO















Pelantikan RM Yudhi Sancoyo Sbg BUPATI BLORA ke 26




Dilantik Gubernur JatengYudhi resmi Bupati Blora ke-26
BLORA - RM Yudhi Sancoyo resmi dilantik menjadi Bupati Blora,Jumat (14/12) pagi tadi, dlam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Mantan Wakil Bupati Blora itu akan memimpin kabupaten penghasil kayu jati sampai 2010.
Rapat paripurna istimewa pelantikan Bupati Blora (baru) yang ke-26 dipimpin oleh Ketua Dewan HM Warsit, dihadiri dan dilantik langsung Gubernur Jawa Tengah H Ali Mufiz, di aula Gedung DPD setempat.

Tidak ada pengamanan secara khusus prosesi pelantikan orang nomor satu di Blora. Suasana di lingkungan gedung wakil rakyat berkesan harmonis, penuh keakraban dan terlihat wajah-wajah ceria.

Dalam pelantikan ini, Sekretaria DPRD menyebar sekitar 1.800 undangan, termasuk para mantan bupati, mantan sekeretaris dewan, muspida lengkap, tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakay, seluruh anggota dewan, kepala dinas/intansi, camat, lurah, kades dan undangan lainnya.

"Kami mengirim 1.800 undangan, namun di luar itu banyak yang minta diundang juga, bahkan ada yang komplain karena tidak ikut diundang," ujar Sekwan H Sukarno pada Wawasan, pagi tadi.

Tidak terdengar banyak komentar dengan dilantiknya Ketua Partai Golkar Blora ini menjadi Bupati di kota sate. Mantan juru penerangan (jupen) di Kantor Penerangan (Puspenmas) setempat yang dikenal sumeh dengan siapa pun ini diharapkan dapat menciptakan perubahan lebih baik untuk daerahnya.

Ketua Forum Kounikasi Masyarakat Blora (FKMB) H Mawardi Djamil, berharap ke depan daerahnya akan lebih baik, setelah dipimpin bupati yang selama ini dikenal supel dan sederhana.
"Saya faham betul Mas Yudhi Sancoyo, Insya Allah bisa membawa perubahan positif, didukung terciptanya keharmonisan semua elemen," kata tokoh masyarakat Blora.

Lebih majuKetua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) Blora, H Abu Nafi, berharap hal yang sama terhadap kepemimpinan Yudhi Sancoyo. "Pak Yudhi kawan yang menyenangkan di dalam pergaulan sehari-hari, beliau sosok pimpinan yang bijaksana, Insya Allah ke depan bisa membawa Blora lebih maju," ungkapnya.

Sejumlah mantan (plt) Sekretaris Daerah (Sekda) juga hadir, salah satunya adalah H Rahardjo Rasyantono, dia menaruh harapan besar pada bupati baru atas kemajuan-kemajuan Blora di segala sektor.

Rampung acara pelantikan dan pengambilan sumpah Bupati Yudhi Sancoyo, di pendapa kabupaten digelar serah terima jabatan ketua Tim Penggerak PKK kabupaten dari Hj Kesi Wijayanti (istri almarhum Bupati Basuki Widodo) kepada Manik Hapsari (istri Yudhi Sancoyo).
Karangan bunga ucapan selamat memenuhi halaman gedung wakil rakyat. Antara lain dari Pesona Mahakam Estate Samarinda (Kaltim), Alumni 77 SMAN 1, Paguwara pusat dan keluarga Dr Ramelan, Prof Dr dr Endang Puwaningsih serta lainnya.

Seperti diberitakan sebelumnya Bupati Basuki Widodo meninggal dunia karena sakit lever pada Sabtu malam 21 Juli 2007 di rumah pribadinya Semarang. Setelah sempat kosong empat bulan lebih, kursi jabatan Bupati Blora kini diduduki Yudhi Sancoto ( semula wakil bupati). K-9/ar

Kamis, 04 Juni 2009

Perjalanan Karir RM Yudhi Sancoyo



PELATIKAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI DIJAGA EKSTRA KETAT
Tanpa ID card dan Undangan jangan harap bisa masuk
Blora
Tepat pukul 10.30 Kamis (1/8) Ir.Basuki Widodo dan Drs.RM.Yudhi Sancoyo MM dilantik menjadi bupati dan wakil bupati Blora.

Jalan Ahmad Yani sejak pagi sampai sekitar pukul 11.00 ditutup total dan jalan akses ke gedung DPRD diblokade polisi. Pengamanan ekstra ketat itu diberlakukan polisi untuk menjaga agar pelaksanaan pelantikan itu berjalan lancar. Maklum isu demo sempat berhembus menjelang pelantikan. Sehingga sedikitnya 410 personel gabungan dati Polri, pol PP dan Dinas Pehubungan disiagakan.

Pengamanan ketat terutama di seputar gedung DPRD yang menjadi acara pelantikan yang dihadiri Gubernur serta bupati-bupati lain tetangga Blora. Bupati Rembang, Bojonegoro,Grobogan, Pati, Kudus, Jepara juga nampak hadir memenuhi undangan. Tak sembarang orang bisa masuk ke halaman gedung DPRD, sebab, petugas penjagaan mengenakan aturan ketat. Meski sudah dikenal pun seseorang tak bisa masuk kecuali membawa undangan atau ID card khusus yang diterbitkan sekretariat DPRD. Termasuk wartawan, bila tak mempunyai ID card yang ditandatangani sekretaris DPRD Sukarno jangan harap bisa mendekat ke ruang pelantikan.

Halaman gedung DPRD yang biasanya menjadi tempat parkir mobil anggota DPRD juga terlihat kosong. Petugas melarang kendaraan masuk ke halaman, kecuali kendaraan tamu penting. Itupun masih harus melalui pemeriksaan ketat, diantaranya diperiksa dengan alat pendeteksi bahan peladak. Pemeriksaan ketat juga dilakukan kepada setiap tamu. Mereka harus menjalani pemeriksaan dengan alat deteksi logam. Bagi yang membawa tas, mereka harus membongkar isinya untuk memastikan tidak ada benda-benda berbahaya di dalamnya. Pemeriksaan serupa juga diamali para wartawan.

Pemeriksaan lapis kedua adalah pemeriksaan ID card dan undangan. Bila sudah lolos dari pemeriksaan awal belum tentu lolos dari pemeriksaan ini, sebab, setiap tamu yang datang harus bisa menunjukkan undangan atau ID card khusus yang hanya dipunyai panitia dan petugas khusus lainnya, termasuk wartawan. Lolos dari pemeriksaan ini, para tamu masih harus melewati regu anjing pelacak yang disiagakan di gerbang. Hal itu untuk mengantisipasi kalau dalam pemeriksaan pertama dan kedua masih lolos. Pengamanan itu masih ditambah dengan satu regu pasukan Dalmas dengan berseragam dan bersenjata lengkap di halamana gedung. Anggota pasukan yang masih nampak muda-muda ini membuat pagar betis di balik pagar dalam gedung DPRD. Sementara di dalam gedung dan sekitarnya puluhan polisi berpakaian preman terus berkeliling dari satu tempat ke tempat lain selama acara berlangsung.

Rombongan gubernur dan sejumlah pejabat provinsi lainnya tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 menit. Mereka menumpang bus milik pemprov Jateng. Sementara Basuki Widodo dan Yudhi Sancoyo yang didampingi istrinya masing-masing telah sejak lama menunggu. Begitu juga dengan ketua DPRD Warsit beserta istri. Mereka menunggu kedatangan gubernur. Istri Basuki Widodo, Kesi Widjayanti menggunakan busana kebaya hijau dipasu jarit batik coklat dan selendang melintang di pundaknya, nampak anggun dan setia mendampingi suaminya. Sementara istri Yudhi Sancoyo mengenakan kebaya krem dan jarit coklat juga dilengkapi selendang.

Selama menunggu kadatangan gubernur, bupati dan wakil bupati itu berdiri di bawah pohon beringin di sisi kiri tempat pelantikan. Sementara di belakangnya sejumlah pengawal dari polres terus bersiaga. Pengawal yang diberi mandat khusus mengamankan bupati dan wakil bupati terus membutuntuti kemanapun kepala daerah itu pergi. Mereka nampaknya tak mau kecolongan, meski tidak mencolok namun aktivitas para pengawal itu tak pernah jauh dari Basuki Widodo atau Yudhi Sancoyo. Di tempat itu pula, Basuki Widodo dan Yudhi Sancoyo itu menerima uluran tangan ucapan selamat dari para tamu. Bahkan sejumlah tamu juga mengajak foto bersama dua pejabat dengan seragam lengkap itu.

Sepanjang acara pelantikan yang juga disiarkan langsung oleh salah satu stasiun TV lokal Jateng itu tidak aada kejadian yang menonjol. Persiapan yang matang nampaknya mampu membuat setiap acara berjalan dengan terataur. Sehingga sampai acara selesai tak ada gangguan yang berarti. Selesai acara di gedung DPRD rombongan gubernur meluncur ke pendopo rumah dinas bupati untuk transit dan mengantas namakan ketua TP PKK Provinsi Jateng Evi Mardiyanto melantik TP PKK Kabupaten Kesi Widjayanti. Di pendopo itu pula Basuki Widodo menyampaikan sambutan resminya kali pertama sebagai Bupati Blora setelah 1 jam sebelumnya dilantik gubenur. (ag)





































Senin, 01 Juni 2009

Profil Bupati Blora - Drs RM Yudhi Sancoyo MM


Profil Bupati Blora ke 26

Nama : Drs. RM Yudhi Sancoyo MM
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1953
Jabatan : Bupati Blora
Propinsi Jawa Tengah
Agama : Islam

Istri : RA. Manik Habsari SE
Anak : 1. RM Hanindyo Andri Baskoro SE
2. RM Ardhono Naresworo S.Ip
3. RA Safitri Kusumawardani

Riwayat Pendidikan
1. SD Latihan Negeri Blora Lulus Tahun 1965
2. SMPN 1 Blora Lulus Tahun 1968
3. SMAN 1 Blora Lulus Tahun 1971
4. Sarjana Muda di Semarang Lulus Tahun 1976
5. Sarjana di Bojonegoro Lulus Tahun 1986
6. Pasca Sarjana di Yogjakarta Lulus Tahun 1998

Riwayat Pekerjaan
1. PNS DEPPEN tahun 1979 – 2002
2. Anggota DPRD II Blora tahun 1987 – 1992
3. Anggota DPRD II Blora tahun 1992 – 1997
4. Anggota DPRD II Blora tahun 1997 – 1999
5. Anggota DPRD II Blora tahun 2004 – 2005
6. Wakil Bupati Blora tahun 2005 – 2007
7. Bupati Blora tahun 2007 - Sekarang